Ekonomi | Bisnis (serambi)
BANDA ACEH – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah (Kanwil) Aceh akan bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mendata dan melacak para bendahara penggelap pajak di Aceh. Kepala Kanwil Pajak Aceh, Muhammad Haniv, mengatakan, pihaknya dengan BPK akan saling bertukar data dan informasi tentang semua hal yang terkait dengan pajak.
Kerjasama tersebut akan dikongkretkan dengan penandatanganan MoU yang dijadwalkan berlangsung dua minggu lagi. “BPK memiliki data lengkap tentang bendahara penggelap pajak di Aceh, bahkan sejak tahun 2006 lalu,” katanya saat berkunjung ke markas besar Harian Serambi Indonesia, Rabu (13/1). Salah satu yang akan diberikan BPK adalah data dugaan penggelapan pajak yang terjadi di Kabupaten Bireuen sebesar Rp 15 miliar dan data penggelapan pajak di seluruh Aceh. Keterangan pihak BPK, kata Haniv, uang pajak yang digelapkan di Kabupaten Bireuen lebih dari Rp 15 miliar.
Disamping itu, Kanwil DJP Aceh juga akan menerapkan sistem pelayanan pelaporan melalui SMS Center. Dengan sistem ini, setiap orang yang telah dipotong pajaknya tetapi tidak mendapat bukti potong pajak, bisa melaporkan ke SMS Center, sehingga diketahui siapa-siapa saja bendahara yang tidak menyetorkan pajaknya.
Selain melakukan kerjasama dengan BPK, Kanwil Pajak Aceh juga akan menandatangani MoU kerjasama dengan Kajati Aceh, Polda, serta Badan Pertanahan Nasional. Tujuannya sama, mengoptimalkan penerimaan pajak di Aceh. “Besok (hari ini) kita akan teken MoU dengan Kajati, selanjutnya dengan Polda, BPN, dan BPK,” kata Kanwil DJP Aceh tersebut.
Peringkat dua
Kunjungan Kanwil Pajak Aceh kemarin disambut langsung oleh Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia, H Sjamsul Kahar. Haniv menyampaikan apresiasi terhadap dukungan pers/media selama tahun 2009 dalam membantu pencapaian realisasi penerimaan pajak di Aceh yang surplus 115,14 persen dari target Rp 2,7 triliun menjadi Rp 3,2 triliun. Tingkat kepatuhan wajib pajak (WP) pun meroket tajam, dari posisi juru kunci (31) naik ke urutan 17. “Peneriman di Aceh berada di rangking 2 nasional,” ucap Muhammad Haniv.(yos)